The Power of Girls


penulusuran google
Kadang kita disangka lemah
Karena punya lebih banyak air mata untuk dibagi
Kadang kita disangka rapuh
Karena lebih sering minta dirangkul
Kadang kita disangka manja
Karena kita mudah merayu
Padahal …
Kita hanya lebih berani dari mereka
Untuk menyatakan suasana hati
Tentang kasih, mimpi dan sedih
Yang bermuara pada satu hal
Untuk menjadi nyata



Kutipan puisi diatas menunjukkan identitas yang selama ini sering kali dilekatkan dengan mahluk bernama wanita. Lemah, cengeng dan manja. Sehingga tak jarang wanita dianggap tidak sebanding kemampuannya dengan pria. Zaman dulu, wanita sangat dibatasi dalam banyak hal. 
 Kisah hidup Kartini bisa menggambarkan alangkah tidak enaknya menjadi wanita pada zamannya. Dilarang bersekolah tinggi, dilarang memilih jalan hidupnya sendiri, pokoknya wanita tidak bisa bertindak atas kemauannya sendiri. 

Untungnya, di masa kita, jenis “pengungkungan” itu sudah mulai memudar walaupun masih ada saudari-saudari kita yang belum bisa merdeka sepenuhnya karena berbagai faktor. Penegakkan emansipasi wanita bukan berarti menjadikan wanita sama persis dengan pria. Ada beberapa hal yang tidak bisa menjadikan kita sama. Tapi, terlepas dari semua itu wanita memiliki banyak keistemewaan.

Menurut saya, hal yang paling istimewa yang kita miliki adalah kekuatan perasaan kita. Kita tidak pernah merasa keberatan untuk memeluk teman kita yang jadi juara di depan banyak orang. Kita juga tidak sungkan untuk memeluk mereka ketika mereka bersedih, bahkan tak jarang kita juga ikutan nangis. Kita tidak takut untuk bilang “I love you Mom” keras-keras di hadapan keluarga besar. See? Apa abang kita punya nyali sama dengan kita?
Kekuatan dan kepekaan perasaan kita inilah yang juga merupakan sumber kekuatan tak terkalahkan dari seorang wanita. 

Coba kita bayangkan, jika seorang wanita menggunakan kekuatan perasaanya ini untuk membantu anak-anak miskin dikolong jembatan untuk bersekolah. Tentu jumlah anak putus sekolah akan berkurang. Jika ada 100 orang yang melakukannya, ada berapa anak yang kita bantu?

Dengan mengolah perasaan peka, kita bisa mengajak banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan social lainnya yang berguna untuk membantu sesama.
Nah, apa kamu siap menunjukkan kekuatan ini?
Memang tidak mudah kawan, tapi kita bisa :)
Let’s do it together

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Third and I still HATE it!

Validasi

H-10